[Review] Wipers - Over the Edge


Datang dari Portland, negara bagian Oregon, The Wipers yang dibentuk pada tahun 1977 sebagai proyek pribadi otak kreatif dibaliknya, gitaris dan vokalis Greg Sage membawa pengaruh besar bagi skena punk rock akhir 70an hingga movement grunge yang tumbuh di Seattle pertengahan sampai akhir 80an. Bahkan Kurt Cobain tegas menyatakan bahwa The Wipers menjadi pengaruh musikalnya. Sound dan materi musik mereka yang mengambil banyak hal dari post-punk hingga punk rock plus etos DIY menjadi fondasi The Wipers yang memang bisa dikatakan memperoleh status cult karena ekslusivitas positif mereka. Pada tahun 1983, dibawah label rekaman milik Sage sendiri yang bernama Trap, mereka merilis album ketiga bertitel Over The Edge. Bersama drummer Sam Henry dan bassist Dave Koupal, Sage berhasil membuat sebuah album seminal yang sangat memperlihatkan evolusi serta progresi musik mereka, walaupun fondasi punk rock masih kokoh disini.

Album yang matang secara keseluruhan – sound dan lirik, termasuk gaya vokal Greg Sage, di era itu - dibanding 2 album awal mereka, yang lebih kasar - namun tidak kehilangan intensitas. Lirik personal mengenai identitas dan krisis diri menjadi kombinasi menarik dengan banyak nomor yang lebih 'bersih' dan penuh eksperimentasi dibanding sebelumnya. “Over The Edge” memiliki nuansa post-punk kental berciri guitar-driven anthemic song, menjadi nomor favorit. “Romeo” adalah interpretasi surf-rock yang berdistorsi berat, hook di “No One Wants An Alien” terasa catchy dan atmosferik disaat bersamaan. “Messenger” mengambil kesederhanaan dan emosi punk rock berdurasi pendek, dan ketika “Doom Town” serta “So Young” terdengar serupa, sisi ballad Sage ditunjukkannya dalam “The Lonely One” yang memiliki line dan riff gitar apik serta struktur lagu yang mengantar pendengarnya ke titik klimaks.

0 komentar:

Posting Komentar

 

NEWS © 2012 Design by Yuri Cherish | Sponsored by Zip Rock